Selasa, 28 April 2009

CUACA (Besaran-Besaran Meteorologi dan Iklim)

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari – hari sering kita salah mengartikan pengertian iklim dan cuaca. Pada sebagian orang, menganggap bahwa ikim adalah sama dengan cuaca. Hal tersebut merupakan ketidakpahaman arti di dalam masyarakat kita. Makalah ini setidaknya dapat memberikan pengertian sederhana mengenai hal tersebut dan diharapkan dapat membenarkan ketidakbenaran atau salah arti dalam masyarakat kita. Cuaca dan iklim yang memberikan beberapa pengaruh dalam kegiatan manusia sehari – hari haruslah kita kenal kondisinya agar setidaknya dapat bermanfaat bagi manusia.
Cuaca dan ikim yang tidak menguntungkan, sedikit atau banyak memberikan kerugian pada kegiatan yang kita lakukan. Untuk menghindarinya, tentunya kita harus faham betul mengenai seluk beluk cuaca serta iklim. Namun dalam makalah ini kami hanya memberikan pengertian serta hal – hal dasar yang terkait dengan cuaca dan iklim yang merupakan fondasi untuk mempelajari cuaca dan iklim lebih lanjut.
Makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian dari cuaca dan iklim dan unsure-unsur yang mempengaruhinya.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cuaca
Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu tempat yang tidak luas pada saat tertentu dan biasanya tidak berlangsung lama. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin, awan, curah hujan, dan intensitas penyinaran matahari.
a. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin.
Dari catatan suhu harian dapat diperoleh informasi sebagai berikut:
(1) menjelang hujan, suhu udara meningkat karena radiasi matahari tertahan oleh awan,
(2) suhu udara di dataran rendah lebih tinggi dari pada suhu udara di dataran tinggi (pegunungan),
(3) suhu udara di daerah tropik lebih tinggi dari pada suhu udara di daerah kutub.
b. Tekanan Udara
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa.
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb).
1 mb = 3/4 mm tekanan air raksa (t.a.r)
atau
1.013 mb = 76 cm t.a.r = 1 atmosfer
Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.
Jika tekanan udara lebih rendah dari biasanya, maka kemungkinan besar akan turun hujan karena angin menuju ke daerah tersebut. Sebaliknya jika tekanan udara lebih tinggi dari biasanya, maka kemungkinan cuaca cerah karena angin bertiup ke daerah tersebut.
c. Kelembapan Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer.
Ada dua macam kelembaban udara:
1) Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2) Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
d. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu:
(1) Kekuatan Angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
(2) Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.1 derajat untuk angin arah dari Utara. 90 derajat untuk angin arah dari Timur. 180 derajat untuk angin arah dari Selatan. 270 derajat untuk angin arah dari Barat.
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:
1) Gradient barometrik
2) Rotasi bumi
3) Kekuatan yang menahan (rintangan)
Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.
(3) Kecepatan Angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub
Sistem Angin
1) Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin pasat terdiri atas:
a) Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara.
b) Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
2) Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik”yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU - 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”.
3) Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
4) Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS).Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
5) Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Angin Lokal
1) Angin Darat dan Angin Laut
Angin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat, disebut angin laut .Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin darat.
2) Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin Jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
d. Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.
(1) Menurut morfologinya (bentuknya)
Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.
b) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
c) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.
(2) Berdasarkan ketinggiannya
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), karena tingginya selalu terdiri dari kristal-kristal es.
1) Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung.
2) Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.
3) Cirro Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
b) Awan sedang (2000 m – 6000 m)
1) Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
2) Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal.
c) Awan rendah (di bawah 200 m)
1) Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpal-
gumpal.
2) Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
3) Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah
merupakan hujan.
d) Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 m–
1500 m
1) Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
b) Comulo Nimbus (Cu-Ni) : awan yang bergumpal gumpal luas dan
sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut.
f. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- bentuk medan/topografi
- arah lereng medan
- arah angin yang sejajar dengan garis pantai
- jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
Klasifikasi hujan
(1) Berdasarkan ukuran butirannya ,hujan dibedakan menjadi:
a) hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
b) hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya
berada di bawah titik beku;
c) hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam
cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
d) hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang
temperaturnya di atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
(2) Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:
a) Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga berkondensasi dan terjadilah hujan.
b) Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis
Jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5o LU - 23,5o LS. Oleh karena itu disebut juga hujan naik tropis. Arus konveksi menyebabkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis hujan ini dinamakan juga hujan ekuatorial atau hujan konveksi. Disebut juga hujan zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis itu mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun.
c) Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan
Terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilaluinya disebut hujan orografis, sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan.

g. Intensitas Penyinaran Matahari
Sinar yang dipancarkan matahari berbentuk gelombang elektromagnetik. Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar matahari digolongkan atas gelombang pendek atau sinar ultraviolet (9%), gelombang menengah atau cahaya tampak(41%), dan gelombang panjang atau sinar inframerah (50%). Cahaya tampak dan sinar inframerah merupakan sumber pemanasan permukaan bumi.
Hanya 45% radiasi yang dipancarkan matahari ke bumi sampai ke muka bumi, sedangkan 36% dipantulkan oleh atmosfer ke angkasa luar dan sebanyak 19% diserap oleh atmosfer. Banyaknya sinar yang diserap oleh permukaan bumi ditentukan oleh sifat muka bumi, kemiringan sinar matahari, lama penyinaran, dan keadaan awan.

2.2 Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah dalam waktu yang lama. Unsur iklim sama dengan cuaca. Menurut W.Koppen, iklim dibagi ke dalam lima golongan berdasarkan temperatur, curahan, vegetasi, dan soil. Kelima iklim tersebut sebagai berikut.
a. Iklim tropis
Temperatur bulanan rata-rata di atas 18 derajat celcius. Tidak ada musim dingin, curah hujan tahunan besarlebih besar dari pada penguapan tahunan.
b. Iklim kering
Penguapan rata-rata tahunan lebih besar dari pada curah hujan dan tidak terdapat sungai yang permanen.
c. Iklim sedang panas
Bulan terdingin mempunyai suhu rata-rata kurang dari 18 derajat celcius tetapi di atas -3 derajat celcius. Pada zona iklim ini mengalami musim panas dan musim dingin.
d. Iklim dingin/salju
Bulan yang terdingin mempunyai suhu rata-rata kurang dari -3 derajat celcius, sedangkan suhu rata-rata bulanan yamg terpanas diatas 10 derajat celcius.
e. Iklim es/kutub.
Suhu rata-rata bulan terpanas kurang dari 10 derajat celcius, tidak terdapat musim panas.
Menurut Thomas A. Blair, iklim dibedakan menjadi lima golongan berdasarkan curah hujan. Kelima iklim tersebut sebagai berikut.
a. Iklim perhumida.
Curah hujan rata-rata tiap tahun lebih dari 200cm. iklim ini misalnya terdapat di Afrika (daerah tropic dengan hutan hujan).
b. Iklim humida.
Curah hujan rata-rata tiap tahun antara 100 – 200 cm, misalnya terdapat di hutan Brithis, Colombia dan Iran.
c. Iklim subhumida.
Curah hujan rata-rata tiap tahun antara 50 – 100 cm. misalnya terdapat di daerah Eropa Tengah dan Pulau Timor.
d. Iklim semi arida.
Curah hujan rata-rata tahunan antara 25 – 50 cm. misalnya terdapat di Siberia dan di sebelah timur Pegunungan Rocky.
e. Iklim arida.
Curah hujan tahunan rata-rata antara 0 – 25 cm. yang memungkinkan adanya daerah kering dan gundul. Misalnya terdapat di gurun sahara. Daerah arida disebut juga daerah tundra, misalnya di Greenland.
Berdasarkan suhunya, iklim diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu iklim panas (di daerah sekitar khatulistiwa), iklim sedang (di sini terdapat musim panas dan musim dingin), dan musim dingin.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu tempat yang tidak luas pada saat
tertentu dan biasanya tidak berlangsung lama. Ada beberapa unsur yang
mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban
udara, angin, awan, curah hujan, dan intensitas penyinaran matahari.
2. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah dalam waktu yang lama. Unsur iklim sama dengan cuaca. Menurut W.Koppen, iklim dibagi ke dalam lima golongan berdasarkan temperatur, curahan, vegetasi, dan soil.

3.2 Saran
Dalam memahami cuaca dan iklim, sebaiknya pembaca sekalian mencari tambahan kajian lain agar dapat dijadikan acuan untuk menjaga kelestarian lingkungan kita.















SUMBER BACAAN

http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=96&fname=giat2b.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Cuaca
http://id.wikipedia.org/wiki/Iklim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar